ILMU
BUDAYA DASAR DALAM PANDANGAN HIDUP SERTA ORIENTASI NILAI DI INDONESIA
NAMA : Arie Winoto
Kelas : 1IA13
NPM : 5A411203 ( Tranfer )
A. Pandangan Hidup
Prinsip
hidup atau biasa disebut juga dengan pandangan hidup adalah merupakan
sebuah draft atau konsep dari kehidupan yang akan kita jalani. pandangan hidup
yang dimiliki pada umumnya dimasyarakat adalah pandangan yang sesuai dengan
agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Suatu pandangan hidup
merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia didunia ini.
Karena dengan memiliki pandangan hidup seseorang dapat mengarahkan kehidupannya
kedepan nanti. Dan dengan pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang akan
membuat atau mebentuk jati diri dari seseorang tersebut.Jati diri adalah
gambaran suatu sifat atau karakter dari seseorang. Jati diri dalam setiap orang
biasanya berupa prinsip hidup yang membuat seseorang tidak mudah terpengaruh
oleh lingkungan tempat dia berada.Jangan sampai prinsip hidup yang kita miliki
melanggar yang sudah di atur dalam agama dan norma-norma dalam masyarakat dan
hukum. Seseorang yang memiliki prinsip hidup pasti juga memiliki arah hidup.
Arah hidup adalah adalah merupakan pemahaman terhadap jati diri itu sendiri.
Yang berarti tujuan dari kehidupan itu sendiri. Arah hidup itu bagaikan sebuah
rel kereta api dimana merupakan bagian dari kereta api dan selalu akan menunjukan
kemana tujuan dari kereta api tersebut. Demikianpun arah hidup sebuah bagian
dari kehidupan yang akan menunjukan kemana tujuan hidup seseorang apakah dia
menjadi orang yang sukses di dunia atau menjadi orang yang gagal dalam
menjalani kehidupan.
Sesorang yang
memiliki suatu prinsip dalam kehidupannya berbeda dengan seseorang yang tidak
memiliki prinsip dalam kehidupannya. Seseorang yang memiliki prinsip dalam
kehidupannya pasti dalam bertingkah laku tidak sembarang bertingkah laku.
Seseorang yang memiliki prinsip dalam kehidupannya juga lebih bersemangat,
disiplin, dan sabar dalam menghadapi ujian-ujian dalam kehidupan. Dengan
memiliki suatu prinsip hidup sesorang akan lebih mengetahui perbedaan mana yang
benar dan salah, mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang halal dan mana
yang haram. Pandangan hidup yang demikianlah yang harus seseorang memiliki.
Dengan
pandangan hidup diri sendirilah seseorang akan menjadi dirinya sendiri dan
seseorang akan sukses dalam menjalani kehidupan dengan segala ujian yang akan
dihadapi. Janganlah dalam menghadapi kehidupan yang nyata ini seseorang tanpa
bekal dan memiliki pandangannya sendiri untuk menyongsong kehidupan kedepan.
Karena seseorang yang sukses atau berhasil dalam menghadapi kehidupannya adalah
seseorang yang sudah siap dalam menjalani kehidupannya, siap dengan bekal ilmu,
pengalaman, dan prinsip-prinsip atau pandangan hidup diri senderi.
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang di anut oleh suatu masyarakat yang di
pilih secara selektif oleh para individu dan golongan dalam masyarakat. Setiap
manusia memiliki keinginan baik maupun buruk. Sikap hidup adalah perasaan hati
dalam menghadapi hidup,sikap tersebut bisa positif,negatif,apatis atau sikap
optimis maupun pesimis tergantung kepada pribadi dan lingkungannya.
Manusia
adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan tidak ada seorang pun
manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. Apapun yang di katakan manusia
adalah sebuah pandangan hidup karena dapat dipengaruhi oleh pola pikir tertentu
pada setiap individu. Pandangan hidup bersifat elastis, tergantung kepada
situasi dan kondisi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia
tsb berada.
Sumber pandangan hidup berasal dari
agama, ideologi maupun hasil perenungan seseorang yang bersifat relatif. Setiap
individu memiliki pandangan hidup dan cita-citanya sendiri dan selalu bermimpi
untuk mencapai apa yang dia inginkan sesuai dengan cita-citanya.Tidak sedikit
manusia yang mimpinya menjadi kenyataan. Bermula dari mimpi akan menjadikan
kita semangat untuk mengejar mimpi tersebut.
1. Pandangan hidup yang
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup
yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup
yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat
pada negara tersebut
c. Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
2. Pandangan hidup pada dasarnya
mempunyai unsur-unsur yaitu :
a. Cita-cita
Cita-cita
menurut definisi adalah keinginan, atau tujuan yang selalu ada pada pikiran.
Tidak ada orang
hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebijakan, dan tanpa sikap hidup
b. Kebijakan
Kebijakan
merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa Inggris. Kata
policy
diartikan
sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan mengenai tujuan-tujuan, yang
diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, partai politik,
dan lain-lain. Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan mengenai
kontrak penjaminan atau pernyataan tertulis. Pengertian ini mengandung arti
bahwa yang disebut kebijakan adalah mengenai suatu rencana, pernyataan tujuan,
kontrak penjaminan dan pernyataan tertulis baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, partai politik, dan lain-lain. Dengan demikian siapapun dapat
terkait dalam suatu kebijakan.
c. Usaha
Usaha
merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai
usaha yang dimaksud. Tentu pengertian usaha ini berbeda jika usaha yang
dimaksud adalah ruang lingkup ilmu tertentu.
d. Keyakinan atau
kepercayaan
Keyakinan adalah suatu
sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan
bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap,
maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah
jaminan kebenaran. jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan
kesalahan akan sering kali menghalangi.
3. Langkah-langkah agar berpandangan
hidup yang baik
a. Mengenal
Suatu
kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya
yang dalam hal
ini
mengenal apa itu pandangan hidup
b. Mengerti
Maksudnya mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri
c. Menghayati
Menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran
pandangan
hidup itu sendiri
d. Meyakini
Suatu
hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan
hidup
e. Pengabdian
Suatu
hal yang penting dalam menghayati dan meyakinkan suatu yang telah dibenarkan
dan baik oleh
dirinya
dan orang lain
4. Ada 3 hal faktor-faktor yang
menentukan tingkah laku setiap manusia
a. Faktor bawaan yang
telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan
b. Faktor lingkungan
dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang baik maupun tidah baik
c. Faktor pengalaman
yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan sehingga samapai
dewasa
Pada dasarnya
meskipun pandangan hidup manusia berbeda-beda namun kita di tuntut untuk dapat
membawa kebaikan dalam berpandangan tentang hidup. Selalu berfikir positif
adalah hal yang akan membawa kita ini hidup penuh dengan kebaikan dan akan
membawa kita kepada pribadi yang tangguh, pribadi yang dapat menyesuaikan diri
dimanapun kita berada, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada di
lingkungan tempat kita tinggal.
B. Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa
nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup
luas yang hidup dalam alam fikiran
sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga
dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan
sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan
wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat
pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya
suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional
dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas
para individu warga masyarakat itu.
Ada lima
masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan
secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal
ini dengan berbagai variasi yang berbeda –
beda. Seperti masalah pertama, yaitu
mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi
oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh
karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu
guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan
segala tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup
kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang
berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda
ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua
mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan
hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah,
mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan
horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi,
kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat
eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung
untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau
pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic
(kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan
mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan
vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam
masyarakat yang mementingkan kemandirian
individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing
– masing individu.
0 komentar:
Posting Komentar